Senin, 20 Februari 2017

MAKRO EKONOMI INVESTASI DAN MANAJEMEN RESIKO



MAKRO EKONOMI
INVESTASI DAN MANAJEMEN RESIKO

                Di forum G-5 (AS, Jerman, Jepang, Inggris dan Perancis) 1985, AS berhsl memaksa Jepang menandatangani perjanjian yg dikenal Plaza Accord. Jepang diwajibkan utk memperkuat mata uang ¥ (dg kata lain $ melemah). Akibatnya daya saing produk2 Jepang merosot tajam dan produk2 AS terus meningkat.Dominasi produk2 Jepang seperti Sony, Toshiba dan mobil lambat laun namun pasti sirna (bahkan banyak yg bangkrut) sementara produk2 negara2 maju lainnya, terutama AS bermunculan di pasar (BMW, Ford, chevrolet, Ipad, Iphone, Microsoft, Samsung, Nokia). Industri Jepang terpukul dg hebat dan Jepang terpuruk masuk kedlm resesi atau yg dikenal dg Lost 2 Decade. Inovasi Jepang ambruk dan sampai detik ini Jepang blm menunjukkan titik2 terang.
2008 dunia dilanda krisis keuangan. AS terpukul hebat. Dlm forum G20 AS menuduh Tiongkok sbgi currency manipulator yaitu sengaja memperlemah Yuan utk menjaga daya saing produk2 Tiongkok. AS memaksa Tiongkok memperkuat Yuan dg tujuan yg sama seperti Plaza Accord. Tiongkok setuju ttp dilakukan dg kecil/sedikit skl. AS marah ttp tdk berani menekan krn 1/3 cadangan devisa Tiongkok brp srt2 utang pemerintah AS. Kalau itu dijual, harga srt2 utang AS pasti ambrol dg akibat suku bunga AS melambung tinggi dan perekonomian AS pasti ambruk. Di dunia ini tdk ada negara yg berupaya memperkuat mata uangnya bahkan terus berupaya memperlemahnya. Inilah tugas IMF untuk merealign mata uang mata uang dunia agar dunia terhindar dari apa yg dikenal dg currency war.
Neraca Pembayaran (ekspor, impor, capital inflow dan capital outflow) adalah satu dari 4 pilar (moneter, fiskal dan sektor riil) yg menyangga perekonomian. Perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanan berat pada NP akibat ekspor terus turun tajam krn lesunya ekonomi global. Untung suku bunga dunia sangat rendah, bahkan ada yg negatif sementara suku bunga di Indonesia diatas 6% sehingga capital inflow cukup deras dan mampu membiayai defisit pada neraca perdagangan. Ttp hrs diwaspadai inflow semacam ini sifatnya spekulatif yg mudah keluar. Begitu derasnya inflow utk menikmati interest rate differential merupakan pendorong nilai tukar Rp cenderung menguat. Penguatan Rp pasti memperlemah daya saing produk2 dlm negeri krn brg2 impor menjadi murah sementara brg2 ekspor makin sulit dipasarkan. Tekanan pada NP pasti meningkat. Kalau pilar NP ambruk, pilar2 lainnya kolap dgn amat sangat cepat. Oleh karena itu Bank Indonesia berupaya mecegah penguatan Rp utk menyelamatkan perekonomian nas. Ttp kekuatan BI bkn tanpa batas. Penguatan Rp tanpa underlying transaction (misalnya ekspor meningkat shg supply $ membanjiri pasar) perlu terus diwaspadai.Prinsipnya nilai tukar Rp hrs berada di kisaran fundamentalnya. Kalau terlalu lemah, akan memberikan dampak inflatoir sementara tll kuat akan memperlemah daya saing produk2 dlm negeri. BI yg tahu persis nilai tukar Rp sesuai fundamentalnya. Bagi BI nilai tukar Rp lbh baik undervalue (lebih lemah) dp overvalue (lbh kuat) utk memperkuat daya saing.
Kalau daya saing merosot, industri dlm negeri gulung tikar, pengangguran meningkat dan kemiskinan meluas. Selain itu cadangan devisa merosot dan ini sangat berbahaya. Kuncinya, at all cost semua upaya hrs dikerahkan utk menyelamatkan cadangan devisa. Ini berlaku di seluruh dunia.
Oleh krn itu muncul istilah currency war (berupaya memperlemah mata uang domestik bahkan melakukan devaluasi) yg dilancarkan utk menyelamatkan perekonomian masing2.
Penguatan rp kalau disebabkan ekspor naik itu sehat. Dikala ekspor turun tajam terus Rp menguat itu yg hrs kita waspadai.
Capital inflow spekulatif tdk menjadi ancaman/masalah sepanjang pengelola negara kredibel termasuk kebijakan2 nya. Apalagi ditambah situasi tentram, aman, nyaman dan ada kepastian hukum.
Krisis moneter 97/98 dipicu oleh gejolak politik dan sosial shg capital lari keluar dg deras, NP tertekan dg hebat dan cadangan devisa dlm wkt singkat terkuras. Kurs ambruk dr rp. 2.500 menjadi 15.000/$ dan Indonesia bangkrut. Indonesia tertimpa musibah yg dikenal dg lost generation yaitu muncul jutaan anak yg IQ rendah krn asopan gizi rendah (tdk minum susu dan mkn telur).


Perr 1 Okt 2016 yuan resmi diadop oleh IMF sbgi satu dari empat mata uang ($,€,£,dan ¥) dlm perhitungan nilai tukar Special Drawing Right (SDR). Dg demikian Yuan menjadi global reserve currency (GRC) atau supranational currency yg akan memberi banyak privilase dlm transaksi2 internasional. Upaya China menjadikan Yuan sbgi mata uang sdh dilkkan bertahun-tahun ttp kandas dihalang-halangi AS. Kunjungan Presiden Xi th 2015 mengejutkan dunia dg pernyataan Presiden Obama bhw AS, yg selama ini menuduh China sbgi currency manipulator, mendukung Yuan msk sbgi mata uang elit dunia sgr stlh penandatangan penjualan sejumlah pesawat ke China.
Dlm Pertemuan puncak G20 di Hangchou bln lalu, China kembali menunjukkan kedigdayaannya. Komunike G20 AS gagal mencamtumkan klausul penghormatan thdp keputusan international tribunal in the Hague ttg sengketa LCS.
Sgr stlh G20 selesai dilanjutkan dg pertemuan puncak ASEAN - China, AS dan Jepang menekan ASEAN utk bersikap tegas/keras thdp China utk menghormati putusan the Hague. Sekali lagi gagal. Kekuatan keuangan China yg mempengaruhi sikap pragmatis neg2 Asean. Kamboja, Myanmar, Laos sgi negara2 yg berdekatan dg China jelas menikmati dinamika perekonomian China. Thailand dan Malaysia menaruh harapan besar jalur KA dari China menembus Laos, Thailand terus msk ke Malaysia bahkan sampai Singapura. Pabrik KA China sdh dibangun di Malaysia. Thailand juga menghrpkan pinjaman $30 miliar dr China utk pembuatan kanal. Presiden Duterte bknnya mengutuk China melainkan
memaki-maki AS. Perdana Menteri Vietnam tdk kalah gesit dg mlkkan kunjungan ke Beijing utk meningkatkan hubungan bilateral.
TPP yg menjadi andalan AS, dlm rangka pivot to Asia, mengisolir China ternyata tdk sebagaimana diharapkan. Vietnam yg paling getol gabung TPP diluar dugaan tdk diratifikasi oleh konggres bbrp minggu lalu.
Asia adl wilayah yg paling dinamis pd abad ke-21. Wilayah yg menjadi perebutan neg2 besar. AS dg Pivot to Asia (skrng disbt Rebalancing) yaitu TPP dan kehadiran militer sementara China dg RCEP, OBOR, AIIB dan penguasaan LCS. Diluar dugaan ternyata AIIB dan OBOR mendapat dukungan kuat semua negara eropa, ASEAN dan banyak negara di Asia Selatan. Sementara penguasaan LCS tdk mendpt tantangan yg berarti. Sikap eropa dpt difahami mengingat dinamika Asia yg begitu menggiurkan.
China itu unik, selain memiliki devisa yg sangat besar juga memiliki kelebihan bahan baku, bahan penolong dan brng2 jadi utk pembangunan infrastruktur. Sementara itu banyak negara yg haus akan infrastruktur ttp minim dana. O/k itu satu2nya harapan adl berpaling ke China menghrp limpahan barang sekaligus pendanaan.
Tulisan ini mudah2an sedikit dpt menambah bahan pertimbangan dlm menentukan posisi Indonesia dlm hubungan internasional dg China dan AS.
Presiden Ronald Reagan (1981-89) dan PM Thatcher (1979-90) mereform perekonomian AS dan Inggris dg pendekatan Supply Side Economics (SSE) yaitu pemotongan pajak, terutama korporasi, dan pemotongan pengeluaran2 program sosial. Dg penurunan pajak dihrpkan keuntungan prshan meningkat shg mendorong produksi, investasi dan inovasi. Ditambah lagi dg Plaza Accord, perekonomian kedua negara bangkit dg cepat. Dalam the National People's Conggress thn 2015 China menetapkan langkah2 reformasi ekonomi dikenal juga sebagai SSE. SSE AS dan China berbeda. Kalau SSE AS bertujuan mendorong supply dg peningkatan produksi dan investasi sedangkan SSE China berupaya menurunkan investasi oleh karena inventori yg menumpuk akibat kelesuan yg melanda ekonomi global.
O/k itu China berupaya keras melempar kelebihan inventori sekaligus disediakan paket pendanaannya.
Mestinya ada tujuan kesana bu ttp hrs hati2 krn fiscal space utk menstimulir ekonomi sdh tdk ada. Bahkan dg defisit pada keseimbangan primer, APBN kita sdh lampu merah. Kalau Pemerintah berkeinginan menurunkan pakak tentu dg asumsi tax asumsi berlangsung sukses. Menurut hemat saya terlalu naif kalau sukses TA hanya dilihat dari penerimaan tebusan dan deklarasi TA.
TA ada dua demensi. Pertama, foregone opportunity dan kedua, open new opportunity. Studi empiris (thn 2008 oleh IMF) menunjukkan foregone itu sdh pasti dan jmlhnya besar skl. Apbl dinetkan banyak neg menunjukkan penerimaan TA lbh kecil dp foregone. Utk open new opp banyak neg yg gagal. O/k itu Pemerintah hrs mampu materialize new opp begitu TA berakhir pd 31 Maret 2017. LHN hrs membantu.
Betul, structural reform institusi pajak skrng juga disiapkan dan 1 April 2017 enforcement pajak diimplementasikan. Tantangan dan hambatan pasti sangat kuat. Ingat Sri Mulyani sampai ngungsi ke WB. LHN dpt mendorong Presiden tdk ragu mlkkan.
MATA UANG DUNIA DALAM SDR
Perr 1 Okt 2016 mata uang China Yuan resmi diadop oleh IMF sebagai satu dari empat mata uang dunia ($,€,£,dan ¥) dalam perhitungan nilai tukar Special Drawing Right (SDR). Dengan demikian Yuan menjadi global Reserve Currency (GRC) atau supranational currency yang akan memberikan banyak privilase dalam transaksi-transaksi internasional. Upaya China menjadikan Yuan sebagai mata uang sudah dilakukan bertahun-tahun tetapi kandas karena dihalang-halangi AS. Kunjungan Presiden Xi th 2015 mengejutkan dunia dengan pernyataan Presiden Obama bahwa AS, yang selama ini menuduh China sebagai currency manipulator, mendukung Yuan masuk sebagai mata uang elit dunia sgr stlh penandatangan penjualan sejumlah pesawat ke China.
Dlm Pertemuan puncak G20 di Hangchou bln lalu, China kembali menunjukkan kedigdayaannya. Komunike G20 AS gagal mencamtumkan klausul penghormatan thdp keputusan international tribunal in the Hague ttg sengketa LCS.
Sgr stlh G20 selesai dilanjutkan dg pertemuan puncak ASEAN - China, AS dan Jepang menekan ASEAN utk bersikap tegas/keras thdp China utk menghormati putusan the Hague. Sekali lagi gagal. Kekuatan keuangan China yg mempengaruhi sikap pragmatis neg2 Asean. Kamboja, Myanmar, Laos sgi negara2 yg berdekatan dg China jelas menikmati dinamika perekonomian China. Thailand dan Malaysia menaruh harapan besar jalur KA dari China menembus Laos, Thailand terus msk ke Malaysia bahkan sampai Singapura. Pabrik KA China sdh dibangun di Malaysia. Thailand juga menghrpkan pinjaman $30 miliar dr China utk pembuatan kanal. Presiden Duterte bknnya mengutuk China melainkan
memaki-maki AS. Perdana Menteri Vietnam tdk kalah gesit dg mlkkan kunjungan ke Beijing utk meningkatkan hubungan bilateral.
TPP yg menjadi andalan AS, dlm rangka pivot to Asia, mengisolir China ternyata tdk sebagaimana diharapkan. Vietnam yg paling getol gabung TPP diluar dugaan tdk diratifikasi oleh konggres bbrp minggu lalu.
Asia adl wilayah yg paling dinamis pd abad ke-21. Wilayah yg menjadi perebutan neg2 besar. AS dg Pivot to Asia (skrng disbt Rebalancing) yaitu TPP dan kehadiran militer sementara China dg RCEP, OBOR, AIIB dan penguasaan LCS. Diluar dugaan ternyata AIIB dan OBOR mendapat dukungan kuat semua negara eropa, ASEAN dan banyak negara di Asia Selatan. Sementara penguasaan LCS tdk mendpt tantangan yg berarti. Sikap eropa dpt difahami mengingat dinamika Asia yg begitu menggiurkan.
China itu unik, selain memiliki devisa yg sangat besar juga memiliki kelebihan bahan baku, bahan penolong dan brng2 jadi utk pembangunan infrastruktur. Sementara itu banyak negara yg haus akan infrastruktur ttp minim dana. satu2nya harapan adl berpaling ke China menghrp limpahan barang sekaligus pendanaan.
Tulisan ini mudah2an sedikit dpt menambah bahan pertimbangan dlm menentukan posisi Indonesia dlm hubungan internasional dg China dan AS.
Presiden Ronald Reagan (1981-89) dan PM Thatcher (1979-90) mereform perekonomian AS dan Inggris dg pendekatan Supply Side Economics (SSE) yaitu pemotongan pajak, terutama korporasi, dan pemotongan pengeluaran2 program sosial. Dg penurunan pajak dihrpkan keuntungan prshan meningkat shg mendorong produksi, investasi dan inovasi. Ditambah lagi dg Plaza Accord, perekonomian kedua negara bangkit dg cepat. Dalam the National People's Conggress thn 2015 China menetapkan langkah2 reformasi ekonomi dikenal juga sebagai SSE. SSE AS dan China berbeda. Kalau SSE AS bertujuan mendorong supply dg peningkatan produksi dan investasi sedangkan SSE China berupaya menurunkan investasi oleh karena inventori yg menumpuk akibat kelesuan yg melanda ekonomi global.
China berupaya keras melempar kelebihan inventori sekaligus disediakan paket pendanaannya.
Mestinya ada tujuan kesana bu ttp hrs hati2 krn fiscal space utk menstimulir ekonomi sdh tdk ada. Bahkan dg defisit pada keseimbangan primer, APBN kita sdh lampu merah. Kalau Pemerintah berkeinginan menurunkan pajak tentu dg asumsi tax asumsi berlangsung sukses. Menurut hemat saya terlalu naif kalau sukses TA hanya dilihat dari penerimaan tebusan dan deklarasi TA.
TA ada dua demensi. Pertama, foregone opportunity dan kedua, open new opportunity. Studi empiris (thn 2008 oleh IMF) menunjukkan foregone itu sdh pasti dan jmlhnya besar skl. Apbl dinetkan banyak neg menunjukkan penerimaan TA lbh kecil dp foregone. Utk open new opp banyak neg yg gagal. Pemerintah hrs mampu materialize new opp begitu TA berakhir pd 31 Maret 2017. LHN hrs membantu.
Structural reform institusi pajak skrng juga disiapkan dan 1 April 2017 enforcement pajak diimplementasikan. Tantangan dan hambatan pasti sangat kuat. Ingat Sri Mulyani sampai ngungsi ke IMF USA.

Bali dan Harimau