Jumat, 27 Desember 2019

APAKAH INDONESIA BISA MAJU SEPERTI CHINA

Sekali lagi..., ayo belajar dari negeri CHINA....: Secara Politik...., DPR AS sudah resmi menendang Trump...; tetapi secara konstitusi Donald Trump harus menghadapi Sidang Senat. Apabila 2/3 anggota Senat setuju..., maka Trump akan ditendang keluar dari Gedung Putih. Deng sebagai bapak pembaharuan China punya cara...; cara terbaik mendapatkan kebaikan dari lawan ketika perang dingin. China bersekutu dengan Uni soviet (Rusia)..., tetapi merendah kepada AS dan barat. Deng sangat paham dengan kehebatan AS..., namun pada waktu bersamaan sangat paham dengan kelemahan AS. Apa kelebihan AS....?Kapitalis. Apa kelemahan AS....? Ya kapitalis. China memberikan tempat subur bagi kapitalisme AS dan Barat..., agar semua kekuatan modal dan teknologi pindah ke China. AS baru menyadari..., betapa bodohnya mereka ketika...: ➡ IBM di akuisisi oleh Lenovo. ➡ Bank of America diambil alih China Contruction Bank. ➡ Terakhir..., HSBC diambil alih Ping An Bank. Tidak ada lagi kebanggaan AS...., dan kini AS merupakan negara penghutang terbesar..., dan itu hutangnya ke China. Di tengah perang dagang...., index Manufacture China kini membaik..., Index kepuasan rumah tangga juga meningkat. Pertumbuhan ekonomi 6 %..., jauh lebih tinggi dari AS dan UE serta Indonesia. Mengapa China begitu lentur di tengah krisis global....? China dari awal punya tujuan membangun SDM rakyatnya dulu..., sementara asing itu hanya intermezo saja. Kalau perusahaan asing bangkrut di China atau hengkang..., maka pengusaha China siap mengambil alih. Pemerintah China sudah mengeluarkan keputusan..., bahwa semua kantor tidak boleh lagi menggunakan komputer bermerek asing..., termasuk juga aplikasinya. Jadi dipastikan..., microsoft dengan program window nya akan kehilangan pasar miliaran dolar setahun. Pasar memprediksi..., akan banyak perusahaan pendukung IT yang terdaftar di Wallstreet jatuh sahamnya. Ini akan menjadi lonceng merah kedua bagi Wallstreet..., setelah jatuhnya Lehman. Maklum..., perusahaan berbasis IT itu tingkat value intangible nya selangit di Bursa. Artinya kalau jatuh..., benar-benar jatuh..., fatal. Trumps menuduh China sengaja melakukan proteksi..., untuk membalas serangan tarif dari AS. Padahal itu sebenarnya bukan serangan balasan...., karena Trumps sendiri tidak pernah bisa mempelajari substansi kebijakan China. Larangan menggunakan teknologi asing itu..., sudah ada UU nya sejak tahun 1980an di China. Bahwa apabila dalam negeri China sudah bisa mandiri..., maka teknologi asing tidak boleh dipakai. Proses pelarangan itu tidak mendadak...., semua pihak asing di China paham itu. Makanya pertumbuhan investasi industri Asing di China setiap tahun menurun..., seiring dengan pertumbuhan industri lokal. Kalau akhirnya banyak investor asing yang hengkang ke Vietnam dan negara lain..., itu juga sudah by design..., terbukti China berhasil mengembangkan produk IT nya. Apa artinya....? China itu negara komunis sosialis..., dimana tujuan mereka membangun peradaban itu dalam jangka panjang..., dan tujuannya adalah kemandirian..., kemandirian dalam segala hal. Kalau awalnya mereka menerima bantuan dari asing..., itu bukan berarti mereka tergantung dengan asing. Itu hanya metodologi untuk mencapai kemandirian. Ada target dan ada proses yang ketat..., agar kemandirian itu tercapai sesuai jadwal. Misal...: semua perangkat keras IT seperti server..., komputer..., gateway..., jaringan..., NOC dan sebagainya..., sudah dikuasai oleh China...., maka otomatis produk asing closed file. Sama halnya dengan pertanian...; seperti kedelai..., gandum..., dan kapas. China sudah mengurangi produk impor dari AS..., dan itu bisa berkurang mencapai lebih dari USD 100million/thn. Mengapa...? Itu bukan karena China mengembargo produk pertanian AS untuk masuk ke China...; tetapi karena keberhasilan meningkatkan produksi pertaniannya.., maka dari itu setiap tahun China bisa mengurangi kertegantungan impornya. Berkat kerja keras..., mereka menemukan bibit yang hebat dan teknologi proses budi daya tanam yang bisa meningkatkan produksi berlipat di atas lahan yg kritis. Berbeda dengan AS...; penetapan kenaikan tarif produk China masuk ke AS..., lebih karena alasan sentimen akibat neraca perdagangan AS yang tekor terhadap China. Padahal..., produk China yang dikenakan tarif tinggi itu..., produksinya sangat kurang di AS dan bahkan pabrik banyak yang tutup. Perhatikan China melarang/menerapkan tarif tinggi terhadap produk impor..., karena produksi dalam negeri sudah melimpah...., dan AS menerapkan tarif tinggi impor justru dalam negeri kurang produksinya Jadi yang dirugikan atas kebijakan tarif impor tinggi Trump..., adalah rakyat AS sendiri. Rakyat AS terpaksa membeli dengan harga mahal..., karena kebijakan Presidennya sendiri Itu sebabnya perang dagang..., hanya propaganda kegagalan Trump menyelesaikan masalah ekonomi AS. Bagi China itu dihadapi dengan kesabaran tinggi..., dan AS tetap menjadi mitra terbaik China. Rahayu...

Jumat, 06 Desember 2019

Amandemen UUD 1945 presiden 3 periode

ASERTIF... TEGAS, LANGSUNG, JUJUR. Presiden Joko Widodo pada akhirnya buka suara terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode yang menuai polemik. Presiden Jokowi menegaskan menolak usulan yang masuk dalam rangkaian amandemen UUD 1945 itu. Pengusaha Sandiaga Uno tegas menolak untuk ikut bergabung dalam direksi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mantan wakil Gubernur DKI Jakarta ini memastikan bakal berkecimpung di dunia ekonomi sekaligus politik bersama Partai Gerindra. Siapa yang pernah baca karya Jean-Paul Sartre? Nah pada Oktober 1964, sastrawan asal Prancis ini menolak penghargaan Nobel Sastra yang diberikan kepadanya, Ia mendapat penghargaan tersebut atas karyanya yang dinilai inspiratif dengan mengemukakan ide-ide semangat kebebasan dan upaya mencari kebenaran. Sartre mengatakan bahwa alasan penolakan itu didasari pertimbangan pribadi dan obyektivitas. Contoh diatas adalah sikap asertif atau tegas, yang diwujudkan dalam gaya komunikasi. Ada 3 gaya komunikasi yang biasa digunakan manusia. Jenis-jenis ini adalah: 1. Agresif langsung: suka memerintah, sombong, tidak toleran, berprasangka. Agresif tidak langsung: sarkastik, menipu, ambigu, menyindir, manipulatif, dan menimbulkan rasa bersalah 2. Pasif: meratap, merintih, tak berdaya, tunduk, bimbang, dan minta maaf 3. Asertif: tegas, langsung, jujur, bertanggung jawab, dan spontan Komunikasi asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Komunikasi asertif juga kemampuan untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan positif dan negatif secara terbuka, jujur ​​dan langsung. Individu yang mampu berkomunikasi asertif, dapat dikatakan memiliki sikap asertif atau sikap tegas. Bersikap asertif berarti individu mengekspresikan diri secara efektif dan membela sudut pandang sendiri, dan juga menghormati hak dan kepercayaan orang lain. Bersikap asertif juga dapat membantu meningkatkan harga diri dan mendapatkan rasa hormat orang lain. Hal ini dapat membantu mengatasi stres, terutama jika individu cenderung kesulitan mengatakan “tidak”. Dengan ketidak mampuannya untuk menolak permintaan orang lain, maka individu menambah “beban kerja”, yang sebenarnya bukan menjadi tanggung jawabnya. Bersikap asertif juga dapat menciptakan hubungan yang jujur, saling menghormati. Individu yang bersikap asertif berbeda dengan individu yang bersikap pasif, dan “nrimo” Budaya Timur menyebabkan individu sering bersikap pasif. Individu yang bersikap pasif, mungkin terlihat santun, dan cenderung menghindari konflik. “ Pesan” komunikasi yang di kirim memberi kesan bahwa pikiran dan perasaannya tidak sepenting pikiran dan perasaan orang lain. Intinya, ketika individu terlalu pasif, Ia memberi orang lain “hak” untuk mengabaikan keinginan dan perasaannya. Niat individu mungkin untuk menjaga hubungan baik. Tapi bila selalu mengatakan “ya “ bisa merrugikan diri sendiri. Dan lebih jauh lagi, hal ini dapat menyebabkan individu mengalami konflik internal karena kebutuhan nya dan kebutuhan keluarganya selalu menempati urutan kedua. Jika gaya individu agresif, ia bisa dianggap sebagai pengganggu yang mengabaikan kebutuhan, perasaan, dan pendapat orang lain. Individu yang bersangkutan tampak benar sendiri atau lebih “tinggi” dari orang lain. Orang yang sangat agresif dapat mempermalukan dan mengintimidasi orang lain. Sikap Agresif mengurangi kepercayaan dan saling menghormati, sehingga menimbulkan kebencian dari orang lain. Kembali pada komunikasi Asertif. Kriteria kualifikasi untuk pernyataan ASERTIF ada dua: 1.Anda dengan jujur ​​mengungkapkan pikiran dan perasaan Anda, dan 2. Anda melakukannya dengan cara yang menunjukkan rasa hormat terhadap perasaan, keinginan, atau kebutuhan orang lain. Presiden Jokowi sudah 21 kali menolak pemberian gelar doktor honoris causa dari berbagai lembaga perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Ketika ditanya alasannya, beliau hanya menjawab : “Saya kan hanya insinyur kehutanan dari UGM. Itu saja sudah cukup”, sambil tersenyum. “Mengetahui diri sendiri adalah awal semua kearifan.” – Aristotle Merdeka! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
RTS

Kamis, 05 Desember 2019

FPI LANJUT APA BUBAR

FPI: on genealogy 
Oleh: Iskandar Hadrianto *)
 “Mengkaitkan FPI dengan diskursus politik c.q. penistaan agama dalam kasus Basuki “Ahok” Tjahaya Purnama adalah pandangan uprooted zonder ‘der gegenstand’ holistic. Untuk Itu perlu verifikasi, ‘due diligence’, apakah FPI gerakan syiar atau galiisme/premanisme berkedok agama (baca: Islam) dengan agenda khilafah dais?” Kulminasi pro-kontra tentang Front Pembela Islam - FPI sudah sampai pada critical masses (titik-didih). Lepas dari tujuan, AD-ART organisasi massa (ormas) yang menamakan dirinya sebagai “pembela Islam” dan memiliki ayatollah (imam besar) Hadromi bernama Rizieq Shihab, seharusnya perdebatan pro-kontra bersifat mature (matang, komprehensif). Disini tak perlu lagi dibahas, FPI sebagai paramilitary bentukan oknum TNI sebagai konsekuensi ‘gegeran’ Reformasi 1998. Semua orang tahu. Intinya, yang terpenting adalah “what’s next” terkait Surat Keterangan Terdaftar (SKT) bagi Ormas. Termasuk pengerian “khilafah” yang kepada publik (men in the street) juga ummat agama lain; harus dijelaskan oleh para ayatollah MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai wadah ‘gerontolocracy’ para kyahi model Tarekat di Qom Iran dengan fatwa ultimate. Dilain pihak “what if” jika zonder dicantumkannya Pancasila dalam AD-ART nantinya ‘behavior’ Ormas FPI menyimpang dari cita-cita NKRI yang berideologi Pancasila dan berlandasan dasar Konstitusi (baca: UUD-1945). Atau alih-alih FPI mimicry (mbunglon) macam Nasional Demokrat; dari ormas jadi Partai Nasdem dibawah Oom Brewok Surya Paloh. Ngaku saja, yang ditakutkan khalayak umum (mayoritas) adalah jika kekuatan FPI jadi kuda tunggang politik yang mengarah pada Piagam Jakarta. Atau bahkan daulah islamiya dengan amirulmukminin model khalifatullah Abubakar pasca wafatnya Nabi Besar Muhammad s.a.w. Dalam konteks ini, dedongkot & para anggota FPI juga harus menyadari ‘ketakutan’ mayoritas ummat Islam Indonesia plus minoritas ummat agama non-islam; termasuk WNI yang antum sebut ‘non-pribumi’ keturunan Cina. Aneh-nya Hadromi (turunan Arab) koq tidak disebut non-pribumi. Apakah kita (inlanders non-Arab non-Cina) memang bahlul? PeKokNdeLi? Guoblok setengah hidup? Kembali ke FPI. Dik Rizieq Shihab (adik klas Ibu Negoro di SMP-40 Pejompongan sebelah SD-2) WNI keturunan penjual biang (bibit) parfum (minyak wangi) ini okem (suka dugem). Dipecat dari SMP-40 akibat mbejujag, othal-othalan (baca: nakal liar pol model encik cilik - bocah arab). Akhirnya lulus SMP Penabur (Kristen). Sang ‘preman’ Rizieq itu sejak muda konconya lintas-agama. Suatu ketika tahun mid1990-an dalam reuni SMP-40 Habib Rizieq Shihab (HRS) datang pakai jeans dan baju kaos. Tak heran kepalanya diuyeg-uyeg teman & senior yang heran, koq ente bisa jadi Habib story nya gimana? Bahkan setelah dinobatkan sebagai ayatollah FPI pasca 2000, HRS kumpul teman ex-SMP 40 tidak pernah sekalipun nampak bersorban & baju gamis. Ummatnya saja yang pontificate (mem-Paus-kan) HRS sebagai keturunan Nabi Muhammad dan dielu-elukan sebagai ayatollah - imam besar. Model santri gudigen (baca: non educated moslem) yang tidak begitu faham Qur’an, Hadist, Fiqh, Adab (history) apalagi kitab kuning; kecenderungannya cari role model. HRS yang habis dicelub (dikirim ke Arab Saudi) entah belajar Islam atau sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia)yang faham Bahasa Arab seperti anak encik (bocah turunan Hadromi Arab) Sarkliwon, Pekalongan, Krukut, Condet lainnya ... koq pulang bersorban, ngaku habib dan jadi gegedug ngeslam. Bisa jadi sangking mlaratnya njit (Mbah) dan Abah (Papà)-nya encik cilik dikirim ke Hadramaut atau Jazirah untuk kerja di Negeri petro-dollar. Sembari belajar kefasihan berbahasa Arab& ilmu agama. Pulang ngaku Syech (guru) bahkan habaib. Inlanders memang mudah kagum pada produk asing atau yang berbau asing. Lihat saja dikampung-kampung. Guruku ngaji Ustadz Mudakir Muhsin Drs. Geography nggak dipandang sebelah mata jika di pengajian muncul Abdullah Taufail Saputra (Pakistani), Ba’asyir atau Sungkar yang ngArab Hadromi. Kyai Sahlan Rosidi bapaknya Mbak Fadillah ex Menteri Kesehatan pun ‘kalah awu’. Yang lebih dihormati para Santri Gudigen inlanders bahlul adalah ngustadz asing atau berbau asing. Tuch dia contoh, Wan Jaber bakul (penjual) jinten (kapulaga, cardamon) yang suka ditayangkan TV pengajian akbar di area PasarMinggu, Zaki Encik ‘lolak-lolok’ Sarkliwon, Syech kakaknya Jamal tengkor imam Masjid Segaff Wiropaten... jadi kabib tiban. Padahal kecilnya kutahu mereka khattam baca Qur’an pun kagak. Habib Syech? Okey Doki lah, dengan salawat badar yang dilantunkan mengandung ajaran seperti Kitab Ambiyo RNg. Yosidipuro pujangga Kraton (Tafsir al-Qur’an Jawen karya Ki Bagus Ngarfah tahun 1905). Tapi sorry to say & with all due respect saya pribadi kagak percaya ada habaib yang keturunan Nabi. Ingat, anak Fatmah (Sitti Fatima) dengan Bagendo ngAli - Sayyidina Ali) Hassan & Hussein dibantai Muawiyyah dan kaum Khawarij. Anak lelaki Fatmah lainnya miskram (miss carried) atau lahir premature dan meningggal. Sementara dalam kultur Kabilah garis keturunan dari wanita tidak diakui. Para Hadromi yang mengklaim diri sebagai habaib mungkin mengikuti Manzab bani Hasyim (Hashemite) seperti Raja Hussein dan Abdullah di Urduun (Jordan) yang keturunan at-Talal. Sedangkan as-Saud berkuasa di Saudi Arabia; ditunjuk British Authority sebagai Sheriff Makkah. Hadromi (orang asal Hadramaut (Yemen) katanya yang bermarga Alawiyin (keturunan Ali bin Abu Thalib menantu Rasulullah) “arrabithah al-alawii” dan berhak menyandang gelar Sayyid dan bersorban hijau. Di lain pihak ada Irsyadi (vide: ormas al-Irsyad) yang dianggap kastanya lebih rendah seperti Sungkar; termasuk marga ber-awalan Ba (Ba’Asyir Bawasir, Basalamah dsb). Tapi awas, Baudeh Itu Cina. Sebutan Arab Hadromi mal’un yang pikirnya semua Cina Itu Buddha (baca: baudeh). Tak jelas yang bin Sungkar Alurmeh Itu apa seperti 2nd class atau sederajat dengan Bani Thabathaba & Bani Hussein Di Tabristan (Iran). Alurmeh berkembang sampai Gujarat, lantas masuk Nusantara. Point to ponder: Apakah FPI identik Hizbut Tahrir (HTI) yang berakar ajaran Sayyid Qutb, Hasan al-Bana ataukah Wahabiisme? Rasa-rasanya bukan. Juga bukan waham dais - daulah islamiya al-Bhagdadi yang berkembang sebagai embryo ISIL (Islamic State in Iraq & Levant/Syria). Juga bukan ideologi Baathist (sosialisme Islam) model Saddam Hussein dan Hafez al Assad yang dilanjutkan anaknya: Bashar. FPI tidak juga mencita-citakan al-jamahiriya sebagaimana Muamar Khadafi. HTI jelas wahabi. Doktrin FPI yang dikenal luas adalah membela Islam. Namun apa yang dibela dan dari ancaman apa, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. Namun Negara jangan sampai jadi authoritarian government yang mengekang kebebasan Rakyat dan menutup ruang publik (civil space) bagi perdebatan yang bermanfaat untuk “nation and character building”. Lantas bagaimana jika FPI akhirnya berubah jadi Darul Islam (DI) model Sekamadji Maridjan Kartosoewirjo atau TII (Tentara Islam Indonesia) antagonist TKR/TNI pimpinan Mayor Munawar (Batalyon 426) dan Sofyan Lasykar Hisbullah? Jadi ingat ceritera almarhum bapak. Munawar & Sofyan teman main & ngaji. Tapi begitu mereka ikut waham DI-TII Kartosoewirjo - jadi musuh. Karena mereka mengingkari cita-cita luhur NKRI yang berdasarkan Pancasila & UUD-1945. FPI berkembang sebagai embryo al-jamahiriya khalifatullah seperti model Fatimith-Abassyith-Umayyith? Meskipun usia sudah 65tahun demi tegaknya NKRI dan Islam yang “rahmatanlilalamin” (membawa rahmat, menaungi semua makhluk ciptaan Tuhan) kita masih bersedia membasmi sampai ke akar-akarnya. No further discussion jika FPI sebagai ormas bergerak di bidang sosial, dakwah (non Khawarij wal Wahabi wal Dais) dan bersikap toleran terhadap non-Islam plus minoritas WNI. *) United Nations University Academy graduate, APCSS alumnus