Sabtu, 16 November 2019

Test the Water, Ahok politik dan psikologi

ISU POLITIK
Ini adalah bagian dari ilmu strategi dan politik "taste the water ", mencoba menjajagi adakah reaksi ataupun respon dari masyarakat bila nama ini dimunculkan
Reaksi akan dilihat murni apa rekayasa. Dari situ baru di putuskan apakah saatnya Ahok bisa menjabat lagi.
Ilmu ini juga bisa dipakai untuk pengalih perhatian dengan apa yang sesungguhnya terjadi karena kesulitan yang dihadapi pemerintah ataupun situaai politik saat itu.
Dirinjau dari kacamata psikolok maka, nama Ahok saat ini muncul menjadi topik pembicaraan, walaupun sebenarnya nama tersebut tidak pernah tenggelam. Ahok disebut-sebut akan menduduki posisi strategis sebagai petinggi BUMN. Mantan gubernur DKI ini terkenal dengan etos kerjanya yang positif. Baginya Integritas menjadi modal utama dalam bekerja yang tidak bisa ditawar. Akibatnya banyak orang yang “kecewa” ketika Ahok menjadi orang nomer 1 di DKI. Setelah “beristirahat” selama beberapa tahun tidak ikut aktif dalam lingkungan pemerintah, akhir-akhir ini namanya muncul kembali. Mendengar nama Ahok akan menjadi petinggi organisasi, ada orang-orang yang “panas dingin” karena merasa akan terancam eksistensinya. Dengan “gagah berani” mereka melakukan unjuk rasa menyatakan penolakan pada Ahok. Pikiran rasional kalah dengan emosi yang meledak-ledak. Mereka tidak sadar, bukannya sifat pemberani yang menjelma sebagai perilaku seperti yang tampak, tetapi mereka sebenarnya sedang mengalami stress. Stress merupakan tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam Situasi dan tekanan psikologis yang memicu munculnya stress dikenal sebagai stressor. Ada beberapa penyebab, yaitu alasan eksternal dari luar diri individu, dan alasan internal dari dalam diri individu. Penyebab eksternal, antara lain: Perubahan besar dalam hidup atau pekerjaan, terutama perubahan struktur dan kebijakan perusahaan. Apabila Ahok jadi pimpinan perusahaan, sudah pasti dia akan melakukan perubahan ditempat yang memerlukan. Hal ini tidak disenangi oleh pemuja status quo, yang ingin mempertahankan keadaan seperti sekarang. Mereka yang merasa “nyaman” bermain-main dalam organisasi, akan dipaksa kerja keras dan mematuhi jobdes yang ada. Bekerja keras, disiplin, tanggung jawab, jujur dan tidak mencuri. Kalau tidak mau, silahkan keluar dari perusahaan. Kalau keluar, mereka bisa mengalami kesulitan dalam masalah keuangan.
 Hal ini menyebabkan stress yang berat. Penyebab internal: 1. Kesehatan terutama jika individu memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung 2. Aspek kepribadian, seperti emosi, yang berupa kesedihan, dan rendah diri 3. Pikiran yang negatif dan kaku, tidak fleksibel, atau tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Akumulasi aspek eksternal dan internal yang ada berpotensi menimbulkan stress bagi individu/karyawan Akibat stress adalah Munculnya kemarahan yang meledak-ledak Marah merupakan suatu respon dalam bentuk emosi yang dapat menimbulkan perilaku agresif seperti melakukan unjuk rasa dan kekerasan. Stress akan meningkatkan ekskresi hormon adrenalin yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat. Akibatnya, pada kondisi ini individu cenderung lebih sulit untuk relaks dan menjadi lebih mudah marah. Hal ini perlu dihindari karena meluapkan kemarahan dengan kekerasan dapat menimbulkan sesuatu yang bisa menjadi sumber stress yang baru, antara lain berurusan dengan pihak keamanan dan penegak hukum. Terapi mengelola stres antara lain dengan 1. Relaksasi atau meditasi. 2. Dukungan keluarga juga sangat penting dalam pemulihan seseorang dari gangguan stres 3. Merubah cara pandang/pola pikir. Kedatangan AHok jangan dianggap sebagai “ancaman” tetapi anggaplah sebagai “tantangan” dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi. “Siapa pun bisa marah-itu mudah.Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik-bukan hal mudah.” Aristoteles Filsuf Yunani Merdeka! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩RTS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar