Selasa, 31 Agustus 2021

SELFIE

 SELFIE DIMANA SAJA

Sudah jadi kebiasaan bagi orang Indonesia melakukan selfie di mana pun dan kapan pun. Termasuk saat sedang beribadah, orang Indonesia senang melakuka masih tetap melakukan selfie bahkan di tempat sakral s mengatakan Orang yang melakukan lebih banyak selfie menunjukkan tingkat narsisme dan psikopati yang lebih tinggi. Psikolog Dr. Prashant Bhimani mengatakan hal tsb adalah tanda perilaku mencari perhatian. “Kecanduan selfie dapat menyebabkan penyakit mental dan insomnia,” kata Dr Bhimani, berdasarkan kasus seorang pasiennya di masa lalu. Sebuah studi dilakukan oleh para peneliti di India dan Inggris, yang mengamati perilaku selfie yang dilakukan sekelompok siswa. Mereka menemukan bahwa para siswa memiliki enam faktor yang memotivasi untuk mengambil dan memposting selfie: 1. Meningkatkan kepercayaan diri 2.Mencari perhatian 3.Meningkatkan suasana hati. 4.Menyimpan kenangan. 5. Menyesuaikan dengan teman-teman. 6. Menjadi kompetitif secara sosial. Selfitis bukanlah gangguan mental menurut American Psychiatric Association. Tetapi para peneliti mengatakan penelitian mereka dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku Selfie Menemukan kepuasan adalah alasan lain mengapa selfie telah menjadi titik fokus dalam kehidupan orang-orang. Orang-orang mengambil foto narsis (cinta pada diri sendiri) tentang apa saja yang mereka bisa lakukan dalam hidup mereka dan memposting foto tersebut di situs media sosial di mana ratusan orang akan melihatnya. Dari perspektif psikologis, diperoleh informasi yang jelas bahwa individu mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan percaya diri dan mereka mempostingnya di halaman media sosial mereka. Setiap respon “like”, “share”, dan komentar positif lainnya akan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Hal ini akan memicu keinginan untuk lebih banyak melakukan selfie. Selfie dapat dilihat dalam perspektif yang negatif, tapi selfie juga dapat memainkan peran yang sangat positif dalam kehidupan seseorang. Selfie membantu orang menunjukkan gambaran diri mereka kepada dunia. Ibarat pernyataan yang mengatakan “Lihat aku” atau “Inilah aku.” Sebagai mahluk sosial, menjadi bagian dari kelompok memberikan keamanan dan kenyamanan. Hal ini bisa menjadi sumber positif untuk meningkatkan kepercayaan diri, memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri dengan cara yang menambah identitas atau karakter mereka dan menunjukkan siapa mereka sebenarnya Generasi Milenial tumbuh dengan munculnya internet, dan generasi inilah yang tampaknya memicu tren selfie. Jutaan orang berusia 20-an di seluruh dunia mencari apa yang mereka inginkan dan mereka melakukannya secara online. Maka munculah Selfie yaitu jenis foto dengan cara potret diri yang diambil sendiri dengan menggunakan kamera digital atau ponsel cerdas. Selfie tampaknya menjadi cara atau aktifitas utama untuk memenuhi beberapa kebutuhan psikologis mereka. Selanjutnya Selfie berkembang dengan cepat sebagai cara yang menyenangkan untuk menunjukkan eksistensi personal setiap orang ke dunia luar. Namun sayangnya tidak setiap orang mampu mengendalikan nafsu untuk selfie diwaktu dan ditempat yang tepat. “Selalu jadi diri sendiri, ekspresikan diri Anda, percayalah pada diri sendiri, jangan keluar dan mencari kepribadian yang sukses dan menduplikasinya.” – Bruce Lee Retno Triani Soekonjono Psikolog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar