Rabu, 11 Agustus 2021

TIDAK PUNYA EMPATI

 TIDAK PUNYA EMPATI..

Saat ini Indonesia betul-betul dalam kondisi prihatin.

Pandemi Covid-19 yang melanda negeri sudah cukup lama berlangsung. Pemerintah dengan hati-hati namun serius berusaha mengatasi kondisi  ini dengan berbagai cara yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik bangsa dan negara tercinta.


Namun ada beberapa orang atau kelompok yang tidak mau memahami kondisi keterpurukan anak bangsa terutama masyarakat yang kurang beruntung, kaum dhuafa atau ada yang menyebutnya “wong cilik”.


Bukannya bersatu padu, bergotong-royong seperti yang selalu di teriakkan dengan lantang sebagai sifat bangsa Indonesia, untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung, orang-orang yang tidak memiliki empati ini sibuk dengan dirinya. 

Sibuk mempopulerkan diri dan kelompoknya dengan segala macam alasan, sibuk memamerkan kekayaan atau sibuk minta dilayani dan diistimewakan.

Tidak ada hukum formal yang dilanggar ketika seseorang tidak bisa merasakan perasaan orang lain, tetapi orang ini dapat dikatakan sebagai penderita Empathy Deficit Disorder (EDD).


Douglas LaBier, Ph.D., seorang psikolog bisnis, psikoterapis psikoanalitik, dan Direktur Pusat Pengembangan Progresif di Washington, DC. mengatakan :

“ Ketika Anda menderita EDD, Anda tidak dapat melangkah keluar dari diri Anda sendiri dan mendengarkan apa yang dialami orang lain”.


Penderita EDD tidak peduli dengan orang lain,  tidak memiliki kemampuan atau minat untuk memahami atau merasakan bagaimana perasaan orang lain.

Hal ini disebabkan karena mereka terlalu fokus pada diri mereka sendiri atau karena mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain.


Bahkan jika seseorang memberi tahu mereka apa yang Ia pikirkan dan rasakan, penderita EDD tidak menunjukkan minat untuk memahaminya.


Dengan tidak memahami apa yang dipikirkan dan rasakan orang lain, penderita EDD tidak merasa aman dengan orang lain.

Lebih jauh lagi

Mereka tidak  berbelas kasih . Orang-orang ini tidak merasa terdorong untuk meringankan rasa sakit atau penderitaan orang lain.


Penderita EDD bisa menjadi sangat egois. Mereka memikirkan kesejahteraan mereka sendiri terlebih dahulu tanpa memikirkan kebutuhan orang lain.  Juga, mereka mengambil keuntungan dari SITUASI dan ORANG LAIN untuk keuntungan mereka sendiri.


Penderita EDD berhubungan dengan orang lain dengan cara yang angkuh, dan senang memanipulasi orang lain. 


Beberapa gangguan psikologis erat kaitannya dengan EDD, di antaranya:


• Gangguan kepribadian narsistik . Orang-orang ini egois dan hanya peduli pada diri mereka sendiri.


• Psikopati.  Gangguan ini berkaitan dengan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan norma sosial. Ia cenderung senang melanggar aturan tanpa merasa bersalah.


❌ Menghadapi penderita EDD


Penderita EDD tidak hanya kesulitan memahami Anda, tetapi juga memanipulasi Anda untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Mereka memutarbalikkan pikiran Anda untuk membuat Anda merasa bersalah. 

Orang-orang ini mengendalikan Anda dan tidak berperasaan.


Tindakan yang paling penting adalah, bijaksana dan berhati-hati dalam memilih teman.

Jika Anda merasa bahwa ada orang dalam pergaulan sosial Anda tidak menjadikan Anda prioritas, dan mengabaikan perasaan Anda, maka tinggalkan orang itu.


“Empati adalah melihat dengan mata orang lain, mendengarkan dengan telinga orang lain, dan merasakan dengan hati orang lain.”  Alfred Adler.


RTS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar