Senin, 02 Agustus 2021

Kepribadian Tidak Matang

 KEPRIBADIAN TIDAK MATANG 

Pekik Merdeka terdengar lantang dan bendera merah putih berkibar dengan gagah diudara Indonesia setiap bulan Agustus.

Sudah 76 tahun Indonesia merdeka sebagai negara demokrasi, tapi sudahkah setiap warga negara usia dewasa memiliki kepribadian yang matang sesuai umur kemerdekaan? 


Presiden pertama Republik Indonesia,  Soekarno telah berhasil membangun pondasi yang kokoh untuk sebuah bangunan negara demokrasi agar NKRI bisa diperhitungkan dalam kancah percaturan dunia, walaupun 

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konflik. 

Hal ini disebabkan karena Indonesia adalah negara majemuk sehingga rawan konflik antara kelompok atau golongan yang berbeda suku bangsa, agama dan budaya.


Namun diakhir pemerintahannya, Soekarno dijatuhkan dengan suatu rekayasa politik tingkat tinggi.

Setelah itu nasib beliau, sangat menyedihkan.

Soekarno di caci maki, bagai penghianat bangsa dan meninggal sebagai tahanan politik.


69 tahun setelah kemerdekaan, Joko Widodo dilantik menjadi presiden  ke tujuh pada tahun 2014. 

Namun sejak awal Presiden Joko Widodo sudah menerima caci maki tiada henti, walaupun beliau berhasil menjadi presiden untuk dua periode, tanda sebagian besar rakyat mengakui keberhasilannya dan menghendaki beliau kembali memimpin negara yang demokratis ini.

Caci maki yang tidak akan diucapkan oleh manusia dengan kepribadian yang matang.


Kepribadian yang matang adalah pola hidup yang unik yang muncul dari integrasi yang harmonis dari beberapa sifat.  Kepribadian yang matang terintegrasi dengan baik, seimbang, stabil dan selaras secara harmonis dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dunia luar.  Hal ini disebabkan karena adanya koordinasi dan konsistensi perilaku. 

Kepribadian yang matang seharusnya dimiliki oleh orang dewasa.

 

Sepuluh tanda-tanda orang dg kepribadian yg matang diilustrasikan oleh Oleg Guta untuk Bright Side, sebagai berikut:


1. Memiliki kendali atas emosi Anda sendiri. 

Orang yang dewasa mampu mengendalikan emosi mereka dengan cepat.  Menjadi dewasa berarti Anda tidak akan terlalu dikuasai oleh emosi Anda sendiri dan kemudian bereaksi dengan cara yang negatif dan merugikan.


2. Bertanggung jawab atas diri sendiri dan tindakan Anda sendiri.

Seseorang yang dewasa akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.  Anda dewasa ketika Anda secara aktif menjaga diri sendiri, dan kebahagiaan Anda.


3. Merasa bersyukur atas apa yang Anda miliki

Ciri lain dari orang dewasa adalah ketika Anda merasa bersyukur atas apa yang Anda miliki, dan tidak mengeluh tentang apa yang tidak Anda miliki.  


4. Anda dapat menerima diri Anda apa adanya.

Ketika Anda dewasa, Anda menyadari siapa diri Anda dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Anda akan merasa nyaman dengan diri sendiri, tidak merasa rendah diri dan kemudian ingin menyenangkan orang lain dengan menjadi seseorang yang bukan diri Anda.


5. Menyadari bahwa Anda bukan orang yang serba tahu.

Seseorang tidak mungkin mengetahui segalanya, tetapi dibutuhkan kedewasaan bagi seseorang untuk menyadari bahwa ada banyak hal yang tidak mereka ketahui.  Jika Anda dewasa, Anda akan selalu bersedia untuk belajar, bahkan dari seseorang yang lebih muda dari Anda.


6. Sadar dan mempertimbangkan orang lain

Memiliki belas kasih adalah bagian dari menjadi dewasa.  Anda juga akan memikirkan orang lain dan tidak selalu mengutamakan kepentingan Anda.  Pengorbanan untuk orang lain didahulukan sebelum mengejar keinginan Anda sendiri.  Ketika orang lain sukses, Anda akan merayakan dan tidak iri kepadanya.


7. Rendah hati dan sederhana.

Jika Anda adalah orang dewasa, Anda akan memperlakukan orang dengan adil dan hormat apa pun yang terjadi.  Dan Anda tidak akan merasa perlu untuk mempromosikan diri Anda di atas orang lain.


8. Menampilkan fleksibilitas.

Hal-hal tidak selalu berjalan sesuai rencana Anda.  Sebagai orang dewasa, Anda harus mampu beradaptasi dengan situasi dan berpikir mandiri.  

Keras kepala, kaku, kesal, dan  memaki hanyalah sesuatu yang dilakukan orang yang belum dewasa.


9. Bersikap terbuka dan tidak menghakimi.

Bila Anda dewasa maka Anda bersikap terbuka untuk melihat berbagai hal dari perspektif baru dan memahami bagaimana rasanya berada di posisi orang lain.  Anda bersedia untuk mencoba melihat dari mana mereka berasal dan menjembatani kesenjangan antara Anda dan mereka.


10. Mengetahui selalu ada ruang untuk tumbuh dan berkembang

Menjadi dewasa berarti Anda tidak akan pernah berpuas diri dan berpikir bahwa Anda sudah sempurna atau terlalu tua untuk tumbuh.  Anda akan percaya bahwa selalu ada ruang untuk perbaikan.  Hidup adalah tentang belajar dan Anda selalu  berusaha untuk menjadi versi diri Anda yang lebih baik.


Dari ciri-ciri diatas, dengan penekanan pada pengendalian emosi  dan tanggung jawab, tidak heran bila relatif banyak penduduk usia dewasa Republik Indonesia tergolong sebagai orang yang  belum dewasa atau belum matang kepribadiannya. 


Menurut teori Kepemimpinan Situasional, bagi orang-orang yang belum matang kepribadiannya, tipe kepemimpinan Otoriter adalah tipe kepemimpinan yang paling cocok. 

Kepemimpinan Otoriter dimana Presiden  memiliki kontrol mutlak atas rakyatnya.


Pertanyaannya :

Setelah masa pemerintahan Presiden Jokowi berakhir pada tahun 2024 yang akan datang, apakah sebaiknya kita kembali ke Era Presiden Soeharto agar penghinaan dan caci maki pada presiden tidak  terjadi? 


“Di bawah kediktatoran, sebuah negara tidak ada lagi. Yang tersisa hanyalah sebuah wilayah kekuasaan, sebuah planet budak yang diatur oleh alien dari luar angkasa”.

Wole Soyinka


RTS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar